My Collections

LEUTIKA MENJAMAH MIMPI

Leutika? Nama yang sebelumnya tak pernah aku kenal. Namun kini telah menjadi salah satu bagian hidupku, aku ingat awal perkenalan dengannya, saat itu Leutika mengadakan event GPP SMILE aku memutuskan ikut event itu. Tahu event itu pun dari teman Facebook yang entah dari mana asalnya, aku baca note lombanya dan aku tertarik. Sejak saat itu aku mulai tertarik untuk mengenal lebih jauh kehidupan Leutika.

Pengumuman pemenang GPP SMILE diumumkan walau ada sedikit keterlambatan, aku tak menyangka namaku bisa tampil dipaling atas menjadi salah satu makhluk yang beruntung mendapatkan satu buah buku terbitan Leutika.

Penasaranku akan Leutika semakin menjadi, seakan tak ingin ketinggalan dengan event – event yang diselenggarakannya aku selalu up to date mengikuti gerak – geriknya di blog dan semua akun Facebook-nya. Hingga akhirnya mereka merilis blog baru bernama www.leutikaprio.com keluarnya blog baru ini dibuntuti dengan event SIGN UP berhadiah, mungkin karena Leutika telah menjadi salah satu bagian hidupku dan aku tak ingin ketinggalan dengan gebrakan gebrakan yang dikeluarkannya aku ikut dalam event ini, aku mendaftarkan diri dan hasilnya namaku kembali terpampang dipaling atas menjadi salah satu yang beruntung mendapatkan hadiah buku untuk kedua kalinya.

Keberuntungan – keberuntungan yang aku dapat dari Leutika membuatku semakin tak kuasa menahan diri untuk sekali saja tidak membuka blog atau akun Fb-nya. Aku baca note – note yang ada, aku menemukan postingan tentang Self Publisher atau penerbitan buku secara indie. Sebelum mengenal Leutika memang pernah terfikir untuk menerbitkan lebih tepatnya mengarsipkan naskahku dalam bentuk buku, saya bilang mengarsipkan karena maklum naskah naskah saya gak layak dikonsumsi. Aku Sebelumnya aku tak mengerti apa yang dimaksud dengan biaya yang dipatok Leutika, yang selalu ada dibenakku atau lebih tepatnya ketakutanku untuk tidak mengirim naskah kesana takutnya Udah bayar tar gak terbit karena gak lolos seleksi. Namun setelah mendapat penjelasan dari SMS LEUTIKANS bahwa mereka tidak pernah menolak naskah, “biarkan pembaca yang menentukan naskahmu layak atau tidak” kata mereka meyakinkanku. Dari sini Aku baru yakin bahwa setiap naskah yang masuk akan langsung diterbitkan tanpa menyampingkan kualitas ditambah lagi teman baruku, Kak Yandigsa juga menerbitkan novel pertamanya disini, hasil kualitasnya bagus, cover oke, udah ada ISBN-nya lagi.

Nah, kini saatnya aku mengumpulkan dana Rp. 500.000,- yang dipatok untuk jasa penerbitannya dan kembali mengorek harddisk-ku untuk menerbitkannya secara indie di Leutika. Inilah saatnya aku mengenalkan diri pada dunia. Aku bisa!

Buat kalian yang punya naskah cerpen, novel, atau yang lainnya. Bersiaplah menerbitkan bukumu sendiri, pengen-kan bukumu nampang di toko buku seluruh Indonesia? Kini saatnya, Leutika menjamah penulis pemula, menyapa mimpi teman-teman menjadi penulis profesional.

Klik Gambar diatas untuk masuk ke websitenya..


RESENSI GARA-GARA FACEBOOK




IDENTITAS BUKU:

Judul Buku: Gara-Gara Facebook : Kisah-kisah Seru Para Facebooker
Pengarang:
Adrian A. Perdana/Afit Husni Karim/Ary Setyani/Ahmad Aminudin/Chusn Septina Ari/Deslaely Putranti/David Efendi/Diana Ambarastuti/Dinar Imelda Kartika/Dira Ernawati/Endah Setyo Rini/Evi Widiarti/Falasifah Ani Yuniarti/Fadlika Afia S./ Gusti M. S. Nurrahman/ika Maya Susanti/Jazzy MU/Julia Putri Noor/Muhibuddin Danan Jaya/M. Syamsul Hidayat/ Mahfud Aly/Octarina Damayanti Widya Husnita/Pande Nyoman Artawibawa/Risna Dirgoharjoso/Syahid Al-Bani/Taufan Prakoso/Tia Setiawati/Tuhu Nugraha Dewanto/Wahyudi Akmaliah Muhammad/dkk.

Penerbit: LEUTIKA
Jumlah Halaman: 188 halaman
ISBN : 978-602-8597-10-4

PENGANTAR ISI
Zaman berubah teknologi pun semakin canggih, kecanggihan teknologi dimanfaatkan seorang pemuda bernama Mark Zuckerberg untuk membuat Facebook pada tahun 2004. Kemudian baru dikenal di Indonesia atau dengan kata lain booming pada tahun 2009 dan penyebab lainnya yaitu MUI mengharamkan penggunaan Facebook di Indonesia inilah yang menyebabkan semakin banyak orang yang penasaran menggunakan Facebook.

RINGKASAN ISI
Buku ini menceritakan tentang kehidupan para Facebooker baik sesudah mengenal FB maupun sebelum menggunakan FB. FB juga menghubungkan orang-orang yang dikenal pada masa lalu para facebooker bahkan ada yang bertemu kembali dengan First love mereka meskipun tidak untuk mengulang masa lalu mereka, namun ada pula yang dipecat dari tempat kerjanya GARA-GARA FACEBOOK ini, atau juga berurusan dengan hukum. Dan banyak hal-hal yang positif maupun negatif terjadi pada orang-orang yang menggunakan facebook. Baik yang sudah mengetahui cara menggunakan FB maupun yang belum terlalu bisa menggunakan FB.
BEBERAPA KEJADIAN UNIK :

Urusan status dalam facebook ternyata juga jadi lahan buku. Seperti sebuah terbitan Berjudul Gara-Gara Facebook. Sebelum ke situ, simak dulu cerita-cerita ini:
1. Buronan Balik ke Sel
Karena kasus penipuan di Mexico, bernama Maxi Sopo, terpaksa kudu balik ke sel-nya di Mexico. Gara-gara kebelet nulis status ke kawan-kawannya. Meski profil ia rahasiakan, tetapi kawan-kawan yang ia kirim kabar tidak. Dia kemudian terlacak via Facebook dan Myspace.
2. Tawuran karena Facebook.
Tak terima pacarnya dimaki-maki lewat facebook, Steven Liang (23), warga Jalan Ploso Timur, mencoba mengklarifikasi ke Paulus dan Lia. Kedua orang itu selalu meneror Rini, pacar Steven, dengan makian dan ancaman melalui account facebooknya. “Karena tak terima, korban minta bertemu dengan orang yang meneror pacarnya,” ujar Kasat Rekrim Polres Surabaya Utara, AKP Dolly A Primanto, kepada wartawan di mapolres, Jalan Bubutan, Sabtu (12/12/2009).
Pertemuan pun disepakati di Jalan Pirngadi. Namun saat datang ke jalan yang berdekatan dengan Polres Surabaya itu, masing-masing pihak rupanya membawa banyak teman. Steven membawa 3 orang teman, sedangkan Paulus membawa lebih dari 10 orang termasuk adiknya, Tonny Wijaya (23) yang tak lain adalah suami Lia dan Wahyudi Mokoagao (23), warga Jalan Setro.
Pertemuan yang rencananya hendak mengajak damai itu malah berubah menjadi pertengkaran akibat kedua kubu tak mau saling mengalah. Karena kalah jumlah, Steven pun dihajar oleh kubu Paulus. Kepala dan wajah Steven dipukul dengan helm dan mobilnya dilempar dengan batu paving sehingga kacanya pecah.
3. Pelamar Kerja ditolak
Detiknet pernah mempublish hasil temuan di luar negeri, bahwa 1 dari 10 pelamar ditolak gara-gara facebook. Kenapa? Perusahaan melacak kebenaran curiculum vitae si pelamar, dan melihat facebook yang dimiliki. Wah, isinya ternyata rajin memaki rasis, dan doyan menayang gambar-gambar seronok.
4. Pekerja Dipecat
Tadi yang cari kerja, kiini kisah pekerja yang pastinya bakal jadi pelamar (gara-gara dipecat di tempat kerja lama). Kerajinan facebook bisa membuat orang lupa sama tugas. Lebih ruwet kalau fasilitas kantor malah jadi fasilitas seperti warnet, online melulu. Jelas dong, perusahaan sewot. Ujung-ujungnya, ya itu tadi, sayoara…
5. Kriminalisasi (Dipenjara 105 Tahun Gara-Gara Facebook)
Tak perlu detil. Meski tak sedikit delik kriminal gara-gara Facebook ini. Pembunuhan, kekerasan seksual, perampokan, hingga pengedar narkoba yang dihukum 105 tahun dan sejenisnya, seolah jadi efek samping. Sudah tentu, sebisa mungkin kita hindari. Jelas sudah, teknologi memang selalu menjadi pedang bermata dua.
6. Gangguan Jiwa
Sebuah riset mengingatkan penyakit Delusi Internet. Kurang lebihnya, perasaan was-was bahwa ruang privasi kita akan tersebar via perangkat komunikasi di internet, seperti facebook, twiter, youtube dan sejenisnya. Lebih-lebih bagi anda yang masuk jajaran elit sosial dan ekonomi tinggi. Pasti banyak yang iseng ingin mengganggu. Tapi, tentu jangan sampai berlebihan dan mengganggu stabilitas psikologis anda.

KELEBIHAN BUKU
Orang yang belum mengetahui sisi positif dan negatif facebook dapat mengetahuinya dari buku ini termasuk saya. Buku ini sangat berguna karena mengungkapkan kisah hidup yang sebenarnya, kita dapat mengetahui sisi positif dan negatif yang ditimbulkan facebook itu sendiri, sehingga kedepannya kita bisa lebih berhati-hati dalam berfacebook ria, kita juga dapat mengetahui batasan-batasan penggunaan FB dari kisah para Facebooker baik di Indonesia maupun di negara lain seperti yang terangkum dalam buku ini.

KEKURANGAN BUKU:
* Kenapa dibukuku gak ada halaman 69-72?? Apa karena GRATISAAAAANNNNNN???? PADAHAL AKU JAMIN CERITANYA GOOOOKKKIIILLL ABIIIISSSSS DI BUKU MANTAB INNNIIII..
* Terlalu banyak cerita yang COPAS!!

PENUTUP
Kecanggihan teknologi pada saat ini membuat kegiatan manusia lebih banyak ditemani teknologi, begitu juga dengan Facebook. Kecanggihan teknologi jangan sampai membuat kita menuhankan teknologi atau dengan kata lain jangan sampai teknologi membuat kita lupa akan kewajiban kita yang lain, contohnya kecil adalah lupa waktu sholat gara-gara facebookkan, lupa makan, lupa keluarga, dan lupa diri.

2010 Kumpulan Puisi Bagus Yuli Hidayat | Themes by raycreationsindia | Blogger Template by Blogger Template Place | supported by Blogger Tools