Kala hati telah tertutup awan gelap
Akankah pintu maaf kan terbuka
Kala gundah mengusik jiwa
Akankah tenang selalu setia
Pasti datang lembut putih awan
Membuka hati yang lama tertutup
Pasti datang saat senang
Bila mencoba tuk tetap riang
Aku tahu semua butuh pengorbanan
Tak mudah memutihkan kembali awan
Aku tahu semua butuh perjuangan
Tak mudah mencapai pucak keceriaan
Maafkan aku yang telah menghitamkan hatimu
Telah hancurkan warna hidupmu
Semua terjadi karena alasan
Ku dengar suara yang tek pernah kulihat
Semakin dekat saat aku lewat
Satu per satu anak tangga aku injak
Sedih melihatmu tergeletak
Suara itu memang tak nampak
Namun, memberiku suatu gambaran
Gambaran perut kosong kelaparan
Kita senasib kawan
Namun, aku lebih beruntung darimu
Aku berhasil adaptasi di loteng rumah
Sedangkan engkau tertatih dikejar kucing dalam got
Kawan ini aku berikan sedikit receh
Aku tahu itu sangat sedikit
Tapi itu bisa menyumpal perutmu
Maaf aku tak bisa memberi banyak padamu
Nasibku tak seindah tikus-tikus lain
Berhasil menjadi tikus-tikus dalam kantor
Setiap hari duduk santai di meja-meja mewah
Minum kopi, baca Koran, dan makan keju*
Tapi tak apa kawan
Kita akan hidup lebih baik
Karena tak banyak menanggung beratnya harta..
*Keju – juran
Sulit sangat engkau ku dapat
Telah lelah kaki mengikuti jejak
Tak pernah kudapati kau mendekat
Melainkan semakin jauh melesat
Semakin hari semakin buruk
Mendapati tubuh kian ambruk
Setelah cinta hancur terpuruk
Tak jua datang kau merujuk
Alunan bamboo menenangkan jiwa
Mrdu kicau burung tentramkan hati
Jernih embun pagi basahi dedaunan
Mentari bangunkanku dari gelapnya malam
Kala sepi sunyi kembali datang
Rebahkan badan hentikan permaianan
Nyanyian malam kan bawamu terbang
Kau datang dari tempat yang sungguh mustahil
Kau basahi tempat dimana aku berpijak
Menyegarkan bunga-bunga yang telah layu
Mereka riang dengan kehadiranmu
Kau kini membasahiku juga
Basah kuyup seluruh yang ada
Hilangkan semua noda
Hilang hingga menjadi ringan
Namun kau semakin deras
Tanah yang kupijak menjadi sangat lembek
Terkikis kau bawa entah kemana
Aku coba tetap bertahan di tanah yang semakin basah ini
Deras airmu aku hiraukan
Namun, aku tak kuasa menahan
Aku jatuh dan terpental ke arus yang dalam.
Labels
- Aku Angan dan Angin (1)
- Aneh (1)
- BUNGA BANGKAI (1)
- Cintaisme atau Darwinisme (1)
- Hilang Tanpa Jejak (1)
- Hujan (1)
- Kembali Pergi (1)
- Kisah Tikus (1)
- Leutika Menjamah Mimpi (1)
- Malam (1)
- Mawar Putih Dipojok Taman Itu (1)
- Obat Jiwa (1)
- Obat Jiwa Racun Juga (1)
- Resensi Gara-Gara Facebook (1)
- Sampah (1)
- Sebatas Mimpi (1)
- Selalu Datang (1)
- Selalu Pergi (1)
- Sosok Impian (1)
- tempat gelap (1)
- Tentang Puisi KU (1)
- Terjadi Karena Alasan (1)
- Tetap Kau Tinggalkan (1)
- Wanita Di Sudut Ruangan (1)